Selasa, 17 November 2020

5 Festival Budaya di Indonesia


1. Festival Lembah Baliem


Sumber : indonesiatrip.id/paket-wisata/festival-lembah-baliem


Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/berita/2016/07/festival-budaya-lembah-baliem-2016-
warisan-budaya-sebagai-jejak-peradaban

Festival yang digelar setiap tahunnya di Wamena, Jayawijaya, Papua ini melambangkan perang yang terjadi antara suku Dani, suku Lani, dan suku Yali. Pertunjukkan yang sudah berjalan turun-temurun ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan antar-suku.

Dengan menyaksikan Festival Lembah Baliem, kamu bisa mendapatkan kesempatan langka untuk belajar dan bersentuhan langsung dengan berbagai kebudayaan yang ada di suku-suku pedalaman Papua. Festival ini juga terkenal sebagai surganya para fotografer karena budaya yang dipertontonkan masih sangat kental dan tradisional.

2. Festival Tenganan

Sumber : agendakota.id

Festival yang terkenal di Desa Tenganan, Bali Timur ini memiliki ciri khas dibanding dengan festival lainnya. Ciri khas tersebut adalah daun pandan yang menjadi benda utama dalam peperangan. Tradisi kuno ini hanya dimiliki oleh desa Bali tua yang masih dilakukan olehn Kabupaten Karangsen, Bali. Festival ini juga disebut dengan mekare-kare dan juga megeret pandan oleh penduduk local.

Pada festival ini, terjadi peperangan antara semua penduduk desa laki-laki yang memakai perisai dari rotan kecil dan juga seikat dedaunan pandan berduri. Ritual ini sesungguhnya ditunjukkan untuk para dewa perang dan langit umat hindu dan juga Indra.

Pada tahun ini festival tersebut diadakan dari tanggal 22-25 Juni 2019. Anda tidak perlu merasa khawatir karena dalam peperangan ini, siapapun yang berperang tidak akan merasakan sakit dan lukanya hanya diobati dengan ramuan tradisional yang berupa campuran kunyit serta cuka.

Dalam festival tersebut juga para penduduk memakai kain warisan berharga Geringsing atau double ikat. Rumah-rumah sekitar pun ikut dihiasi dengan berbagai ornament dan ada yang paling menarik perhatian yaitu sebuah ayunan besar yang akan dinaiki oleh 8 anak perempuan.

Festival ini akan menjadi lebih spesial karena diadakan selama Usaba Sambah, yakni Upacara Pura di Desa Tenganan Pegingsingan. Daerah ini terkenal sebagai salah satu desa kuno di Bali dan punya keunikan serta kebiasaan Bali Mula (Pra Hindu). Tentu saja ini artinya akan berbeda dari wilayah lain di Pulau Dewata.

3. Grebeg Maulud Yogyakarta

Sumber : http://senidanbudaya.com/grebeg-maulud-dan-sekaten-di-kraton-ngayogyakarta-
hadiningrat/

Grebeg Maulud diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal. Di Festival ini, Wovger akan melihat gunungan yang diarak di tengah-tengah masyarakat. Gunungan tersebut berisi berbagai macam sayuran dan hasil bumi lainnya. Hal ini dimaksudkan sebagai satu perlambang kemakmuran dan kekayaan tanah mataram.

Sebelum perayaan Grebeg Maulud, biasanya didahului dengan adanya Sekaten, yaitu pasar rakyat di alun-alun utara Yogyakarta. Selain Grebeg Maulud, ada juga Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar. Yang membedakan hanyalah waktu perlaksanaannya saja. Kalau Grebeg Syawal dilakukan setelah bulan Ramadhan, dan Grebeg Besar dilakukan setelah idul adha.

4. Festival Budaya Isen Mulang

Sumber : portourism.id

Setiap tahun, festival budaya ini digelar di ibukota provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) merupakan agenda tahunan Dinas Pariwisata Kalimantan Tengah untuk memeriahkan hari jadi Kalimantan Tengah pada bulan Mei.

Isen Mulang yang bermakna Pantang Mundur adalah semboyan dari Kalimantan Tengah. Festival ini juga disemarakkan dengan berbagai keanekaragaman budaya yang ada di Kalimantan Tengah saat ini. Seperti diadakannya karnaval, lomba permainan tradisional, dan pameran produk kesenian dan kerajinan lokal. Calon wisatawan mesti jauh-jauh merencanakan berkunjung ke Kalimantan Tengah untuk melihat dari dekat festival yang biasanya diadakan pada bulan Mei setiap tahun.

5. Festival Siti Nurbaya

Sumber : alaminang.blogspot.com

Festival Siti Nurbaya merupakan Festival Padang dengan kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Padang sebagai salah satu sarana memperkenalkan budaya Minang kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Rangkaian kegiatan “Festival Siti Nurbaya” dimulai dengan lomba lagu Minang yang dilaksanakan di Pantai Cimpago. Sejumlah lomba tradisi yang tidak kalah seru akan turut memeriahkan helat ini. Sebanyak 1.000 perempuan akan mengenakan baju kuruang basiba, pakaian keseharian khas Sumatera Barat. Biasanya mereka akan berparade di Pantai Padang dalam rangkaian kegiatan Festival Siti Nurbaya. Sebelumnya, asisten III Sekretariat Kota Padang Corry Saidan mengatakan penampilan 1.000 baju kuruang basiba itu, sekaligus menciptakan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar