Karya
Sastra
A.
Pengertian Sastra
1.
Pengertian Sastra Menurut KBBI
Menurut KBBI, sastra adalah bahasa
(kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa
sehari-hari). Menurut Wikipedia, sastra (Sanskerta: शास्त्र,
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang
berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pengertian Sastra adalah hal yang tidak
berhenti dibicarakan sepanjang masa. Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan
dengan pendapat para pelaku dan perkembangan zaman. Sehingga, untuk mengetahui
perkembangannya, ada baiknya kita mengetahui berbagai pendapat para ahli.
2.
Menurut Para Ahli
a. Ahmad Badrun
Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan
adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan simbol-simbol lain sebagai
alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif.
b. Mursal
Esten
Mursal Esten berpendapat bahwa Sastra adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
manusia dan masyarakat umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek
positif terhadap kehidupan manusia.
c. Terry
Eagleton
Sastra merupakan karya tulisan indah
(belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan,
didalamkan, dibelitkan, dipanjangpendekan dan diputarbalikan, dijadikan ganjil
atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.
d. Panuti
Sudjiman
Sastra merupakan karya lisan atau
tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya.
B.
Sejarah Sastra di Indonesia
Perkembangan sastra di Indonesia sudah
tercatat sejak abad 18. Pada awalnya karya sastra di Indonesia masih berbentuk
babad, syair, hikayat dan sebagainya.
Karya sastra pada saat itu juga ditulis
di berbagai media seperti kulit hewan, kulit kayu dan benda lain.
Dalam sejarah sastra Indonesia dikenal
dengan istilah angkatan. Angkatan ini merupakan kelompok sastrawan yang muncul
sesuai zamannya. Dalam setiap angkatan karya sastra yang dihasilkan juga
memiliki ciri khas masing-masing.
C.
Jenis Sastra
Karya
sastra terdiri dari dua jenis, yaitu sastra lama dan sastra baru
a. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang berbentuk
lisan atau ucapan, sering juga disebut sastra melayu yang proses terjadinya
berasal dari ucapan serta orang-orang zaman dahulu.
Ciri-Ciri
Karya Sastra Lama :
1. Ceritanya berpusat pada
kehidupan istana (istana sentris)
2. Terikat
oleh aturan-aturan yang ada (terutama puisi)
3. Dibidang
prosa kebanyakan bersifat khayal
4. Sifatnya
statis (tidak berkembang)
5. Tanggal
dan nama pengarang tidak dituliskan
6. Lebih
menonjolkan kehidupan kolektif daripada individual (milik bersama)
7. Bersifat
anonim (nama pengarangnya tidak dikenal)
8. Bersifat
lisan, disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan, dari mulut ke 9. mulut
(leluri)
10. Tema
karangan bersifat fantastis
11. Bahasa yang digunakan
klise (masih sama seperti itu-itu saja)
Contoh
Karya Sastra Lama :
1. Pantun
2. Peribahasa
3. Mantra
4. Syair
5. Dongeng
6. Gurindam
b.
Sastra Baru
Sastra baru atau sering disebut sastra
modern adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama atau
karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah
tidak asli lagi.
Ciri-Ciri
Karya Sastra Baru :
1. Pengarang dikenal oleh
masyarakat luas
2. Bahasanya
tidak klise
3. Proses
perkembangan dinamis
4. Tema
karangan bersifat rasional
5. Bersifat
modern / tidak tradisional
6. Masyarakat sentris
(berkutat pada masalah kemasyarakatan)
Contoh
Karya Sastra Baru :
1. Roman
2. Cerita
Pendek
3. Novel
4. Puisi
Modern
5. Drama
D.
Fungsi Sastra
Sastra memiliki fungsi yang beragam
dalam kehidupan manusia. Salah satu ahli mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
fungsi sastra, yaitu fungsi hiburan, pendidikan, keindahan, moral, dan
religius. Karya ini tidak hanya memberikan perasaan senang kepada pembaca,
namun memberikan pendidikan juga melalui nilai-nilai ekstrinsik yang terkandung
di dalamnya.
1. Fungsi Hiburan
(Reaktif)
Karya sastra dapat menghibur pembacanya.
Menimbulkan tawa dalam cerita yang kocak, memberikan hiburan intelegen dengan
melalui kandungan wawasan barunya, membangkitkan sensitifitas kemanusiaan
melalui kisah tragedi, menginspirasi dari kisah seseorang, dsb.
2. Fungsi
Pendidikan (Didaktif)
Mendidik adalah sifat alamiah dari karya
yang dibuat dengan penuh perhatian terhadap isi dan bentuk dasarnya. Sehingga
dapat memberikan informasi, pengetahuan, wawasan atau kebijaksanaan (wisdom)
baru yang dapat dihubungkan dengan kehidupan.
3. Fungsi
Keindahan (Estetis)
Seperti puisi, karyanya dapat hanya
memberikan keindahan atau nilai estetis yang disampaikan oleh Penulisnya.
Sehingga, keindahan atau gagasan pemikirannya yang kreatif dapat dinikmati dan
menggugah penikmat/pembacanya. Fungsi ini juga dapat melatih kreatifitas
Pembacanya. Karena mereka mempunyai celah untuk memberikan interpretasi dan
pendapat pribadinya dari berbagai kata yang dirangkai oleh sang Penulis.
4. Fungsi
Sosial
Sastra dapat menggugah pembacanya untuk
menjadi lebih sadar terhadap isu-isu sosial yang tengah terjadi di dunia.
Melalui perumpamaan atau cerminan realita, tulisan ini juga dapat mengkritik
tanpa main hakim sendiri (judging), karena tidak mengarahkannya langsung pada
pihak atau individu yang bersangkutan.
5. Fungsi
Sejarah
Sejarah sudah terlalu sering ditunggangi
oleh kepentingan dari pihak yang diunggulkan pada masanya. Sehingga sejarah
dapat menjadi sangat tidak objektif dan memihak. Sastra dapat menjadi saksi
bisu sekaligus pengomentar terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar
Penulisnya.
Sumber
:
https://serupa.id/sastra-pengertian-sejarah-jenis-fungsi/
http://khakaunyiil.blogspot.com/2016/01/pengertian-sastra-lama-dan-sastra-modern.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar