Sabtu, 27 Maret 2021

Warisan Budaya Benda di Indonesia


  Budaya benda merupakan budaya yang bisa diindera dengan mata dan tangan, misalnya berbagai artefak atau situs yang ada di sekitar kita.

Contoh Warisan Budaya Benda di Indonesia :

1. Gongga Lima

 


    Gongga lima merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Barat. Alat musik ini termasuk dalam alat musik idiofon, dimana suara yang ditimbulkan bersumber dari tubuh alat musik itu sendiri. Gongga lima ini terbuat dari bambu, kita dapat memainkan alat musik ini dengan cara dipukulkan ke tangan.

    Gongga lima biasanya dimainkan dalam sebuah pertunjukkan. Uniknya, pertunjukkan ini diadakan tanpa rencana dari para pemainnya. Pertunjukkan ini dilakukan setiap malam, ketika anak-anak berkumpul, perlombaan dan pertunjukkan tersebut dimulai. Pemenang dari perlombaan tersebut tidak ditunjukkan oleh para juri melainkan sesama peserta lomba yang menentukannya.


2. Punden Berundak

 


    Punden berundak adalah salah satu hasil kebudayaan pada masa batu besar atau megalithikum. Punden berundak berupa bangunan bertingkat yang tersusun atas batu-batuan yang dihubungkan tanjakan kecil sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang. Punden berundak tersusun atas tiga tingkatan dimana masing-masing tingkatan memiliki makna tersendiri.

    Tingkatan pertama pada punden berundak melambangkan kehidupan ketika masih dalam kandungan ibu, tingkatan kedua pada punden berundak melambangkan kehidupan di dunia saat ini. Sedangkan pada tingkatan ketiga melambangkan kehidupan manusia setelah meninggal. Biasanya di setiap tingkat terdapat menhir.

    Penemuan punden berundak banyak dijumpai di Kosala dan Arca Domas Banten, Cisolok di Sukabumi, serta Pugungharjo di Lampung. Dalam perkembangan selanjutnya, punden berundak berakulturasi dengan budaya Hindu-Buddha yaitu sebagai dasar candi, kerantin, atau bangunan keagamaan lainnya.


3. Baju Sangkarut

 


    Baju Sangkarut atau dikenal juga Baju Basulau merupakan pakaian rompi yang dilapisi oleh Sulau (kerang). Sangka artinya pembatas, yang memiliki filosofi baju ini bisa membatasi dan menangkal setiap gangguan para roh halus yang akan datang pada pemakainya. Selain itu, baju ini dipercaya bisa melindungi pemakainya dari pengaruh orang jahat.

    Baju ini terbuat dari bahan yang mengandung serat daun nanas, serat daun lemba, serat tengang, dan serat nyamu. Kulit nyamu (kulit daun lemba) merupakan kulit tumbuhan pinang puyuh yang banyak ditemukan di ekosistem hutan hujan tropis seperti di Kalimantan. Kulit ini memiliki struktur yang keras dan berserat, sehingga dapat dirajut dan dibentuk layaknya rompi. Baju ini biasanya dihiasi dengan lukisan dari cat alami atau dari berbagai macam hiasan, seperti tempelan kulit trenggiling, kancing, uang logam, manik-manik dan benda-benda magic (azimat).

    Baju ini umumnya digunakan untuk perang. Dengan adanya bahan-bahan azimat, orang yang memakai baju ini kebal akan senjata tajam atau senjata api. Selain untuk perang, Baju Sangkarut juga bisa digunakan untuk acara pernikahan.


4. Tombak Trisula

 


    Tombak trisula yakni senjata tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Senjata tradisional ini merupakan warisan kegemilangan Kerajaan Sriwijaya yang pernah berkuasa pada abad ke-17 hingga awal abad ke-13 M.

    Senjata tradisional ini dibentuk dengan syarat nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti keindahan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Nilai keindahan tercermin dari bentuk senjata yang dibuat sedemikian rupa sehingga memancarkan pesona memukau mata.

    Trisula adalah senjata Siwa, salah satu dari Trimurti yang sering disembah pada masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Begitu pula dalam agama pagan Yunani-Romawi, Poseidon (Neptunus) dewa peguasa laut selalu membawa trisula.


Sumber :

https://gasbanter.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-barat/

https://idsejarah.net/2019/02/punden-berundak.html

https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/1848/baju-sangkarut-pakaian-khas-kaum-adam-suku-dayak-ngaju

https://dunia-kesenian.blogspot.com/2016/09/senjata-tradisional-tombak-trisula.html?m=1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar