Selasa, 07 Maret 2017

Happy Women's Day!



s

eruan terhadap hari kemenangan kaum feminis telah dimulai. Siapa tidak kenal dengan tokoh penting era pergerakan kesetaraan gender? Sebut saja Raden Ajeng Kartini. Pertentangan dengan adat dan paham orang Belanda soal orang kaya saja yang boleh menginjak bangku sekolah nyatanya dipatahkan begitu saja. 
Gerakan demi menyetarakan kesamaan gender dimana wanita harus sekolah telah ditempuhnya. Meskipun si pirang menjawab  “Tidak!”. Dia tetap teguh pendirian. Wanita harus masuk di semua sektor kehidupan!. Tidak boleh menjadi jongos. Wanita dan laki – laki adalah setara kedudukannya.
Tidak boleh lagi ada larangan untuk membuat wanita menempuh kebebasannya. Kebebasan untuk berserikat, mendapat pendidikan layak!. Kebebasan yang mengerti batasan. Tidak serta merta bebas menjadi semaunya. Kebebasan yang menggiring menuju kesuksesan. Meski nyatanya bebas adalah sesuatu yang mudah diucapkan tetapi sulit dijalankan.
Kesetaraan gender terus bergerak, berrevolusi agar perempuan setara hak nya. Tidak juga terkurung dalam apa yang disebutnya sebagai kebiasaan. Penyetaraan agar perempuan memiliki hak untuk menolak apa yang mereka tidak inginkan dan apa yang mereka inginkan. Menentang apa yang selama ini masih menjadi kekeliruan. Meluruskan tentang paham yang salah. Paham bahwa wanita sepatutnya dirumah saja! Mengurus anak saja!.
Menentang tentang  pelanggaran hak asasi manusia. Dimana wanita direnggut kebebasannya untuk menikah muda, untuk dijual sebagai bahan ekspolitasi pemuas nafsu manusia, diambil organnya demi pengatas namaan pertolongan untuk membantu sesama.
Revolusi mental adalah salah satu jalan. Berfikir! Lakukan!  Harusnya menjadi motto hidup agar semua bergerak dinamis, terarah. Apapun gerakan yang terjadi, pasca dan sebelum 8 Maret, perjuangan penyetaraan masih terus berlanjut, pembebasan hak perempuan dalam tindakan diskriminasi diberbagai sektor terus berjalan.
Saya berkomitmen bersama perempuan lain yang berada di seluruh dunia untuk menjalani segala sesuatu tanpa adanya diskriminasi.

Kami mengajak anda untuk menghentikan segala tindak diskriminasi terhadap kaum feminis. Bukankah dunia akan damai jika kita tidak saling mengguncang ego satu sama lain?