Rabu, 20 Mei 2020

Memaknai Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia di masa lalu dalam melawan Belanda yang telah memporak-porandakan bangsa Indonesia. Bagian dari luapan semangat rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pada masa itu rakyat Indonesia berada pada puncak kegeramannya terhadap aksi-aksi kekerasan, penindasan dan pembodohan oleh sistem kolonialisme Belanda. Bagaimana tidak, selama 350 tahun lebih Indonesia dijajah dan diperbudak oleh bangsa lain. Semua hak-hak asasi direnggut, kesejahteraan rakyat semakin terpuruk dan perbudakan ada di berbagai daerah.

Kondisi bangsa Indonesia yang sengsara pada masa itu, membuat beberapa orang terpelajar ikut berpartisipasi membuat gebrakan baru dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah kalangan “priyayi” atau para bangsawan yang berada di lingkungan keraton.
Kepedulian terhadap nasib rakyat Indonesia, memicu semangat mereka untuk melakukan perlawanan terhadap segala tindak kolonialisme. Sehingga pada Minggu 20 Mei 1908 bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya.

Harkitnas lahir dari semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Masa itu ditandai dengan dua peristiwa, yakni berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan terucapnya ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Asal usul kebangkitan nasional dimulai pada tahun 1912, saat berdirinya partai politik pertama, Indische Partij. “Tiga serangkai” Dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Dr. Douwes Dekker sebagai penggagasnya.
Selain itu pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1959, Soekarno juga menyebut Boedi Oetomo sebagai alat perjuangan modern yang menjadi pemicu pergerakan kemerdekaan nasional.

"Oleh karena itu, tanggal 20 Mei 1908 adalah penting sekali dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa kita," ujar Sang Proklamator. Hingga akhinya, melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959, tanggal 20 Mei resmi di tetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sabtu, 16 Mei 2020

B.J Habibie's Inspirational Life Lessons

Who is not familiar with the figure of the young inspirational Bacharuddin Jusuf Habibie or who is familiarly called B.J Habibie. With the spirit of his life B.J Habibie has made many people admired and inspired him. Here it is some life lessons from B.J Habibie that can inspire millennials.

1. Make use of his time only to study, work and worship. 
During his studies in Aachen, Germany, Habibie was known as a person who devoted his life to study. For him, learning really will be the key to being able to work someday, so that he can repay the efforts of his mother who has been working hard to send him to school. Although he was busy with his studies, this did not make Habibie forget his obligation to worship.

2. Explore many things at a young age
In launching his biography in 2015, Habibie told me that he used to sleep with a very short time since he was a child. The reason that made him choose not to spend most of his time sleeping, but rather he spent it to explore the things that made him interested and invited his curiosity, thus making him try to find answers to his questions.

3. His conviction is strong even though he often gets ridicule from his own friends.
His conviction to bring Indonesia to be able to compete in the world of technology, made him always hang his dreams on the Dirgantara Industrial development project that he initiated during his studies in Germany. He spent all his energy and mind solely to make the Indonesian government aware of the dependence on technology, especially for the Aerospace Industry at that time.

Although he did not have the support of his comrades in arms even to be laughed at, he never gave up to realize his ambitions. All that he did, solely to channel real contributions and participation in developing a country that he loved so much.